pencemaran Cd dalam tanah

KONTAMINASI LOGAM Cd (KADMIUM)
DALAM TANAH PERTANIAN

Oleh : Ratri Tri Hapsari
NIM : H1E107046

Kadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan dan lunak. Cd didapat bersama-sama dengan Zn, Cu, dan Pb, dalam jumlah yang kecil. Tubuh manusia tidak membutuhkan Cd dalam fungsi dan pertumbuhannya, karena Cd sangat beracun bagi manusia.
Konsentrasi Cd pada tanah pertanian yang masih bersih (non-polusi) berkisar antara 0,1-1 mg/kg, tetapi beberapa jenis tanah sangat mempengaruhi kandungan Cd. Misalnya tanah yang mengandung bahan organik (histosol) biasanya mengandung Cd yang paling tinggi, dan sebaliknya tanah jenis Ultisol dan Alfisol mengandung Cd yang paling rendah. Kandungan Cd dari kedua jenis anah tersebut banyak terambil oleh tanaman pangan dan banyak juga yang merembes ke tanah yang lebih dalam (Darmono, 2006).
Pencemaran logam kadmium di lingkungan terutama tanah pertanian seperti sawah biasanya berasal dari hasil buangan industri yang menggunakan logam kadmium dalam proses produksinya seperti industri elektroplating yang telah mencemari air irigasi. Air irigasi kemudian di gunakan untuk mengairi sawah. Logam Cd tersebut kemudian terendapkan ke dalam tanah. Pada saat pH tanah turun maka penyerapan Cd ke dalam jaringan tanaman akan tinggi. Selain dari air irigasi, pencemaran tanah pertanian oleh Cd bisa terjadi akibat pemakaian pupuk pospat yang berlebihan juga penggunaan pestisida.
Penelitian mengenai kadar Cd dalam beras dari ketiga propinsi di Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur didapatkan hasil bahwa kadar Cd dalm beras yang berasal dari Jawa Barat ternyata paling tinggi. Kadarnya hampir menyamai kadar Cd pada beras di Jepang yang mencapai 0,32 mg/kg (Darmono, 2006).
Apabila beras tersebut dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan keracunan akut. Keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestinal, dan penyakit ginjal. Pada keracunan Cd juga ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) tulang-tulang punggung yang multipel. Di Jepang sakit pinggang ini dikenal sebagai penyakit “Itai-Itai Byo”. Gejalanya adalah sakit pinggang, patah tulang, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza, dan sterilitas pada laki-laki.

Referensi
Darmono.2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya Dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta
Palar, Heryando, Drs. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta

0 komentar:



Posting Komentar